Pengertian Opini Publik – Kerakteristik, Tahap, Faktor, Dimensi, Pengaruh, Para Ahli
Gurupendidikan.co.id - Pengertian Opini Publik – Kerakteristik, Tahap, Faktor, Dimensi, Pengaruh, Para Ahli : Opini publik dalam konteks komunikasi, merupakan hasil dari proses penyampaian pesan yang secara kolektif (publik) di respon karena perhatian yang sama terhadap isi pesan (issue) yang disampaikan. Pengertian Opini Publik – Kerakteristik, Tahap, Faktor, Dimensi, Pengaruh, Para Ahli : Opini publik dalam konteks komunikasi, merupakan hasil dari proses penyampaian pesan yang secara kolektif (publik) di respon karena perhatian yang sama terhadap isi pesan (issue) yang disampaikan.
Definisi Opini Publik.
Opini publik dalam konteks komunikasi, merupakan hasil dari proses penyampaian pesan yang secara kolektif (publik) di respon karena perhatian yang sama terhadap isi pesan (issue) yang disampaikan.
Opini publik merupakan hasil tindakan komunikasi yang berjalan secara linier, karena saluran yang digunakan adalah komunikasi massa/media massa. Tanpa media (massa) kecil kemungkinan terjadinya opini publik.
Respon atau efek yang ujudnya opini publik tersebut merupakan konfirmasi atau penegasan (setuju/tidak setuju, suka/tidak suka dst) terhadap isu yang disampaikan kepada masyarakat melalui berbagai cara (interview atau angket/survey).
Munculnya opini publik umumnya distimulsasi oleh sebuah kebijakan publik atau kepentingan umum di sebuah pemerintahan “demokratis”,.
Pengertiannya pun tersirat pada permasalahan yang dilontarkan, yaitu respon yang berujud pendapat.
Pengertian Opini Publik Menurut Para Ahli
Adapun beberapa pengertian opini publik menurut para ahli yang di definisikan dari beberapa para ahli diantaranya yaitu:
1.Frazier Moore “2004”
Menjelaskan Opini Public ialah ungkapan keyakinan yang menjadi pegangan bersama diantara para anggota sebuah kelompok atau public, mengenai suatu masalah controversial yang menyangkut kepentingan umum.
2.Emory Bogardus
Di dalam buku The Making of Public Opinion “h.5” : Opini publik ialah hasil pengintegrasian pendapat berdasarkan diskusi yang dilakukan didalam masyarakat demokratis. Opini publik bukan merupakan seluruh jumlah pendapat individu-individu yang dikumpulkan. Dengan demikian berarti:
Opini publik itu bukan merupakan kara sepakat “senstemmig, unanimous”. Tidak merupakan jumlah pendapat yang dihitung secara “numerical” (numeriek, menurut jumlah) berapa
3.George L. Bird Dan Frederick E. Merwin
Mengemukakan dalam bukunya The Press and Society, pendapat Clyde L. King dalam tulisannya Public Opinion a Manifestation of the Social Mind, bahwa opini publik itu ialah penilaian sosial “social judgment” mengenai sesuatu hal yang penting dan berarti atas dasar pertukaran fikiran yang dilakukan individu-individu dengan sadar dan rasionil.
4.Leonardo W. Dood Dalam Soemirat “2004”
Opini Public ialah sikap orang-orang mengenai sesuatu persoalan dimana mereka merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama.
5.Edward M
Dalam How Public Pinion Is Formed menjelaskan bahwa : Opini public tidak selalu logis, opini public tidak berbentuk, ambivalen, ontradikjtif, mudah berubah. Konsekuensinya mereka mempengaruhi opini public hanya dapat berharap bahwa usaha mereka dari waktu ke waktu menimbulkan consensus terhadap persepsi yang masuk akan terhadap isu yang berkembang.
6.Emory Bogardus “1951”
Opini public ialah hasil pengintegrasian pendapat berdasarkan diskusi yang dilakukan di dalam masyarakat demokratis, opini public bukan merupakan sejumlah pendapat individu-individu yang dikumpulkan
Maka menurutnya opini public dapat berarti tiga hal yaitu:
Opini public bukan merupakan kata sepakat.
Tidak merupakan sejumlah pendapat yang dihitung secara numerical.
Opini public hanya dapat berkembang di Negara-negara demokratis yang mengakui Freedom of teh press.
Tahap Pembentukan Opini Publik
Opini tidak terjadi begitu saja, seperti yang diungkapkan Ferdinan Tonnies, proses atau tahap pembentukan opini sebagai berikut:
1. Die liftarigen position, opini publik masih berada dalam keadaan yang tidak teratur.
2. Die fleissigen pisition, opini sudah mulai menuju ke arah pembicaraan yang lebih jelas pendapat mulai berkumpul kearah tertentu serta jelas.
3. Die festigenposition, opini berada pada tahap pembicaran atau diskusi yang telah mantap terhadap suatu pendapat dan siap untuk diyakini keberadaannya.
5 Faktor Terbentuknya Opini Publik
1. Adanya isu (presence of issue) sebagai “collective attitude dan public mood
2. Haikat masyarakat (the nature of publics)
3. Komplek preferensi masyaralat (complex of preferences)
4. Ekspresi pendapat (expression of opinion)
5. Jumlah orang yang terlibat (number of person involved)
Dimensi Opini Publik
Dimensi – demensi yang sangat berpengaruh terhadap terbentuknya opini publik.
1. Time (waktu): lama waktu yang dibutuhkan untuk membentuk opini sangat tergantung pada unsur emosi, persepsi, kepercayaan atas isu, pengalaman, tekanan dari luar dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh sumber berita. Semakin sensitif isu (sara mis) akan semakin cepat waktu yang dibutuhkan
2. Coverage (cakupan): besar kecilnya issue sangat berpengaruh pada cakupan opini yang terjadi. Misal : issue agama (nasional)
3. Past experiences (pengalaman masa lalu): makin intensif hubungan antara objek (sumber issue) dengan publik, makan akan semakin banyak pengalam tentang objek tersebut.Hubungan yang ada adalah munculnya “penilaian” terhadap objek dan biasanya diperkuat oleh informasi di media massa. Makin sama pengalaman diantara publik, makin besar kemungkinan terjadinya opinion public.
4. Mass media: opini publik (konsensus) akan berkembang lebih cepat apabila issue diekspos melalui media massa baik verbal/visual (kata- kata/foto/gambar). Kekuatan issu melalui media sangat dipengaruhi oleh faktor isi (content) dari issu tersebut.
5. Public figure (tokoh): opini yang muncul (konsensus) sangat tergantung pada tokoh yang menangani atau ikut terlibat dalam issu yang beredar. Semakin banyak dan semakin kredibel tokoh, maka akan semakin besar kemungkinan terbentuknya opini publik. Contoh : likuidasi bank, kasus ambon, aceh, poso, dsb
Pengaruh Opini Publik Terhadap Kebijkan Pemerintah
Keterkaitan antara dua konsep diatas adalah menyangkut hubungan antara apa yang dipikirkan oleh rakyat dan apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam segala sektor. Hal tersebut terkait dengan muatan politik kebijakan pemerintah adalah sebagai hasil dari perundangan yang dibuat oleh badan legislatif sebagai institusi politik.
Hal yang menarik adalah (dalam OP) kompleksitasnya dan bukan kesederhanaannya. Artinya OP merupakan hasil dari kompleks preferensi masyarakat dalam kapasitasnya sebagai warga negara dalam menilai perilaku pejabat pengambil keputusan. Konsekuensi dari hal diatas adalah perlunya membahas dua aspek inti dalam melihat pengaruh OP terhadap kebijakan, yaitu :
- Perwakilan
(komunikasi tentang kebijakan) Yaitu proses yang menjelaskan bagaimana kekuasaan politik dan pengaruh seluruh rakyat atau sebagian dari mereka terhadap tindakan pemerintah. Dengan persetujuan mereka, dengan akibat yang mengikat seluruh komunitas yang diwakili oleh mereka.
Dengan demikian, perwakilan memerlukan alat untuk menyampakan persetujuan yang dinyatakan atau disiratkan kepada pejabat untuk masyarakat yang bersifat mengikat. Untuk itu, perlu alat untuk menyampaikan informasi tentang kebijakan (memalui media) yang dapat menampakkan tiga wajah opni yaitu; 1) Ungkapan populer dari banyak warga negara; 2) Ungkapan simbolik dari massa atau dari satu warga negara; 3) Ungkapan yang terorganisir dan tidak terorganisir.
Citra pembuat kebijakan
Citra pembuat kebijakan sebagai sumber OP yang antara lain menyangkut: Opini rakyat dan kebijakan yang diekspresikan melalui kegiatan pemilu dan jajak pendapat ( Poll ). Melalui keg pemilu : Hal ini selalu diawali dengan kampanye politik (pencalonan) yang tujuannya mengkomunikasikan pesan-pesan tentang kekecewaan terhadap pelaksanaan pejabat pembuat kebijakan ataupun upaya mamperbaiki kebijakan sbg perasaan atau suara hati dan tuntutan masy.
Opini Publik Dan Demokrasi
Sudah menjadi karakternya bahwa opini publik merupakan pendapat publik yang muncul secara bebas dan bertanggung jawab sebagai respons atas kebijakan yang dibuat pemerintah; opini tersebut disatukan oleh suatu isu tertentu dan saling mengadakan kontak satu sama lain yang biasanya melalui media massa. Dari karakter itu terdapat tiga hal penting yang perlu digarisbawahi, yakni adanya hak kebebasan mengemukakan pendapat, adanya isu tertentu yang dilemparkan oleh opinion leader ke tengah publik, dan adanya peran media massa untuk mentransformasi sebuah opini menjadi opini publik. Ketiga hal tersebut sangat sulit berkembang bahkan sulit terjadi di sebuah negara yang tertutup dengan sistem yang totaliter. Kebebasan mengemukakan pendapat, berkembangnya sebuah isu ke tengah publik dan peran media massa yang bebas namun bertanggung jawab hanya mungkin terjadi di sebuah negara yang menganut sistem demokrasi.